Wednesday, September 30, 2020

Menyambut Peringatan HUT TNI ke-75, Satrad 216 Cibalimbing Adakan Donor Darah




Dalam rangka menyambut peringatan HUT TNI ke-75 yang akan jatuh pada tanggal 05 Oktober 2020 mendatang, Satrad 216 Cibalimbing mengadakan donor darah yang bertempat di Aula Indera Loka Satrad 216 Cibalimbing. Acara ini merupakan donor darah yang ketiga kalinya dalam tahun 2020.

Berbeda dari edisi donor darah saat awal tahun, pada donor darah yang diadakan pada hari Rabu 30/09/2020 kemarin hanya diikuti oleh para personel Satrad 216, IKKT Pragati Wira Anggini Ranting 006 Satrad 216, serta beberapa perwakilan dari aparatur sipil negara beberapa instansi yang berlokasi di seputaran Kecamatan Surade. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerumunan mengingat situasi penyebaran covid-19 yang masih belum bisa dikendalikan. 

"Pada edisi donor darah kali ini, kita sengaja untuk tidak menyebarkan undangan secara terbuka mengingat situasi pandemi covid-19. Tapi apabila ada rekan-rekan dari luar Satrad 216 yang ingin mengikuti donor darah, tetap akan kami izinkan" kata Dansatrad 216 Cibalimbing Letkol Lek M. Miftahul Ghufron, S.T., M.I.Pol dalam briefing sebelum pelaksanaan donor darah. 

Kegiatan donor darah ini juga menerapkan protokol kesehatan seperti wajib cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker, serta melakukan phisical distancing selama kegiatan. Agar semua yang mengikuti kegiatan ini benar-benar terjaga dari bahaya penularan covid-19. 

Peringatan HUT TNI ke-75 tahun ini akan banyak digunakan untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Hal ini dilakukan sebagai sarana untuk refleksi diri bahwa sejatinya TNI itu berasal dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat. 

Sampai kegiatan selesai pada pukul 12.00 WIB, terkumpul 52 kantong darah. Kantong-kantong  darah tersebut selanjutnya akan dikelola oleh PMI Kabupaten Sukabumi untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. 

Monday, September 28, 2020

Kisah Halim Perdanakusuma, Pilot Asal Madura di Perang Dunia Kedua




Nama Halim Perdanakusuma kini diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI AU di Jakarta. Ia adalah salah seorang perintis TNI AU di masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Meski berasal dari Indonesia, Halim Perdanakusuma juga terlibat langsung dalam Perang Dunia Kedua di front Eropa. 

Abdul Halim Perdanakusuma, adalah pemuda kelahiran Madura anak dari Haji Abdul Gani Wongsotaruno dan Raden Ayu Aisyah. Ia menempuh pendidikan setingkat sekolah dasar di Sampang, lalu melanjutkan tahap berikutnya di Surabaya dan Magelang. Latar belakang pendidikannya di sekolah bentukan Belanda itulah yang kemudian membuatnya mahir berbahasa Belanda. 

Setelah sempat bekerja di departemen dalam negeri kolonial usai lulus dari sekolah menengah, Halim Perdanakusuma kemudian disekolahkan lagi ke Sekolah Angkatan Laut di Surabaya. Usai lulus, ia ditempatkan di bagian torpedo. 

Ketika Indonesia dikuasai Jepang pada tahun 1942, Halim Perdanakusuma sedang berada di Cilacap. Ia kemudian ikut serta bersama rombongan Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang pindah ke Australia. Tak lama kemudian ia dipindahkan lagi ke Belanda lalu bergabung dengan militer Inggris yang tak lain adalah Sekutu Belanda di Perang Dunia Kedua. 

Hanya saja Halim Perdanakusuma tidak begabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris, tetapi justru dengan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF). Bersama RAF, Halim Perdanakusuma pernah ditugaskan ke Gibraltar dan Kanada. Saat berada di Kanada itulah, ia mendapat latihan Navigasi dari Angkatan Udara Kanada, Royal Canadian Air Force (RCAF).

Dilansir dari buku Bakti TNI Angkatan Udara, Halim yang bertugas sebagai perwira Navigasi ditempatkan sebagai kru pesawat pembom Lancaster dan Liberator. Ia berulang kali ditugaskan dalam berbagai misi pengeboman di palagan PD 2 front Eropa. Hebatnya, pesawatnya selalu sukses dan kembali ke pangkalan dalam keadaan selamat. Oleh karena itu Angkatan Udara Kerajaan Inggris memberinya nama julukan 'The Black Mascot', yang berarti si Jimat Hitam. 

Setelah Perang Dunia 2 selesai, Halim dikembalikan ke unit militer lamanya, Marine Luchtvaart Dienst (MLD) alias Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda. Namun begitu kembali ke Indonesia, Halim justru memilih bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat jawatan Udara yang kini berubah menjadi TNI AU. 

Saat ia bergabung di AURI, Halim ditunjuk sebagai Perwira Operasi dengan pangkat komodor muda oedara (KMO). Demi membalas serangan udara Belanda dalam Agresi Militer 1, Halim Perdanakusuma kemudian merancang operasi pengeboman balasan terhadap tangsi Militer Belanda yang berkedudukan di Semarang dan Salatiga pada tanggal 29 Juli 1947. Operasi tersebut terbilang sukses meski hanya menggunakan 3 pesawat bekas peninggalan Jepang dan persenjataan yang seadanya. 

Sayangnya pengabdian Halim Perdanakusuma di Angkatan Udara Republik Indonesia tidak berlangsung lama. Perwira muda yang sudah melewati 42 misi pertempuran di PD 2 itu gugur pada tanggal 14 Desember 1947 dalam misi menerbangkan pesawat AVRO Anson dari Songkla menuju Bukittinggi. Kala itu pesawat yang dibawanya bersama Iswahjudi menghadapi cuaca buruk di kawasan Semenanjung Malaya sehingga mengalami kecelakaan. Jenazahnya sempat dikebumikan oleh penduduk setempat, namun beberapa tahun kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Nama Iswahjudi sendiri saat ini diabadikan sebagai nama Lanud di Madiun. 





Saturday, September 26, 2020

Siapkan Diri! TNI AU Buka Pendaftaran Tamtama PK Khusus Paskhas



Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara kembali memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui TNI Angkatan Udara. Di penghujung tahun 2020 ini, pendaftaran prajurit TNI AU kembali dibuka untuk golongan Tamtama. 

Berbeda dari edisi sebelumnya, penerimaan Tamtama edisi akhir tahun ini dikhususkan untuk kecabangan Korps Pasukan Khas (Korpaskhas). Sehingga nantinya mereka yang diterima akan ditempatkan di kesatuan-kesatuan baret jingga yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. 

Korpaskhas sendiri dikenal sebagai pasukan elitnya TNI Angkatan Udara. Oleh karena itu, akan menjadi suatu kebanggaan apabila terpilih untuk bergabung dengan pasukan tersebut. 

Adapun mengenai persyaratan  umum yang harus dipenuhi oleh pendaftar antara lain sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia

2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

3. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

4. Berusia minimal 17 tahun 9 bulan dan maksimal 22 tahun saat pembukaan pendidikan. 

5. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh Polri. 

6. Sehat jasmani dan rohani. 

7. Tidak sedang kehilangan hak untuk menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. 

Sedangkan untuk informasi mengenai tempat pendaftaran maupun tata cara mendaftar bisa langsung mengunjungi situs resmi TNI AU lewat link berikut ini https://diajurit.tni-au.mil.id/mn_tamtama . Sekiranya perlu informasi detail tentang seperti apa kehidupan seorang Prajurit Paskhas, bisa dengan mendatangi pos Paskhas di Satuan Radar 216 Cibalimbing.